Hampir semua ibu-ibu selalu menginginkan dan bangga memiliki putra putri yang kreatif. Putra putri yang bisa mengubah hal yang tidak bermanfaat menjadi sesuatu atau yang bisa menemukan solusi lain saat langkah yang biasa tidak bisa diterapkan lagi.
Tapi sadarkah kita (= sebagai seorang ibu ), sikap dan tindakan kita terhadap putra putri kita seringkali menghambat proses alamiahnya untuk sampai pada level kreatif.
Bolehlah kita kilas balik kejadian yang mungkin saja kita alami beberapa hari yang lalu……ingatkah ibu ..ketika ibu sibuk di dapur, lalu si kecil yang menapaki usia 6 tahun datang menghampiri dengan sapaan lugunya, “ Bu……bikin apa? Aku bantu ya……” Ibu dengan cepat mengatakan,” Kamu masih kecil, main saja yach……..nanti kalo makanannya sudah siap, ibu kasih tahu …….”
Atau saat si bocah memberondong kita dengan segudang pertanyaan yang memenuhi otaknya. Dengan enteng ibu berkata, “Sudah…..jangan banyak tanya……………”
Atau kalo di kampungku, ada sebagian masyarakat yang mendefinisikan anak pintar adalah bocah yang pendiam, tidak banyak tanya dan penurut. Disuruh duduk ya duduk……diperintah diam yo diam……….dikasih jajanan ya dimakan………..diminta tidur yo harus merem…….
Dan lebih parahnya lagi mereka memandang bocah-bocah kreatif yang mengotori halaman
karena berusaha membikin mainan dari bahan yang ada di sekitar mereka, sebagai anak-anak yang nakal.
Bukan itu saja ……..mereka juga senang sekali memarahi putra-putrinya yang dengan tidak sengaja mengotori bajunya dengan noda krayon atau pensil saat mereka berusaha menuangkan imajinasi mereka ke dalam sebuah gambar.
,Hmmmmmmmmmm……….kasihan banget si bocah ini, memiliki seorang ibu diktator, yang tidak bisa memandang sesuatu melalui kaca mata sang anak.
Ibu……………adakalanya seorang anak berperilaku tidak seperti apa yang kita inginkan, tapi sebagai seorang ibu yang baik, kita harus selalu berpositif thinking terhadap permata hati kita.
Kita telaah dengan bijak apa manfaat dan hal positif yang bisa kita ambil untuk perkembangannya, kalaupun misalnya lebih banyak dampak negatifnya…….maka kita berikan pengertian kepadanya dengan penuh kasih tentunya.
Kreatifitas anak kita akan tumbuh dengan sangat baik apabila kita memupuknya sedari dini.
Jangan berharap anak kita menjadi kreatif, jika ibu enggan direpotkan dengan kekreatifan mereka.
Jangan sepelekan si kecil yang ingin membantu kita di dapur……..siapa tahu dia adalah calon CHEF HANDAL di masa depan,
Jangan pula meremehkan si bocah yang mengotori halaman……...karena bisa jadi dialah seorang INOVATOR yang akan bisa merubah dunia.
Dan jangan pernah memandang sebelah mata seorang anak yang mengotori bajunya dengan noda krayon………………..sebab dari tangannya akan lahir lukisan-lukisan yang lebih baik dari karya PICASSO.
Ibu….tugas kita sebagai orang tua adalah mengantarkan mereka menuju gerbang kesuksesan dan meraihnya. Jika jalan untuk keberhasilan itu masih belum terhubung, maka tugas kitalah untuk membuat jembatan bagi mereka.